mufakad.com – “All Eyes on Rafah” adalah seruan mendesak untuk perhatian global terhadap konflik yang sedang berlangsung di kota Rafah, Gaza. Kampanye ini berfungsi sebagai permohonan untuk kesadaran dan solidaritas dengan warga Palestina yang terkena dampak konflik tersebut.
Slogan “All Eyes on Rafah” pertama kali muncul dari komentar Rick Peeperkorn, direktur Kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang meminta masyarakat internasional untuk tidak mengabaikan kondisi kritis di kota Rafah. Komentar ini memicu gelombang dukungan dari berbagai kelompok kemanusiaan dan aktivis yang melihat pentingnya membawa perhatian dunia pada penderitaan warga sipil di Rafah.
Melalui media sosial, slogan ini dengan cepat menjadi tren, melambangkan dukungan global untuk perjuangan Palestina. Para aktivis dan kelompok kemanusiaan menggunakan platform mereka untuk menyebarkan informasi, menggalang dukungan, dan mendesak tindakan segera untuk membantu warga Rafah.
Pada Minggu, 26 Mei 2024, barak pengungsian warga Palestina di Rafah, Gaza, menjadi sasaran serangan oleh Israel, menewaskan puluhan orang. Insiden tragis ini mengundang reaksi dari tokoh publik nasional maupun global yang menunjukkan dukungan mereka melalui kalimat “All Eyes on Rafah” lewat poster di media sosial.
Kronologi Serangan
Menurut laporan dari Al Jazeera, serangan Israel terjadi di barak pengungsian Tal as-Sultan, sebelah utara Kota Rafah. Selain itu, jet-jet tempur juga menyerang daerah al-Faluja, sebelah barat kamp pengungsi. Serangan militer juga dilancarkan di “zona aman” selatan Rafah, al-Mawasi, yang menjadi tempat mengungsi perempuan dan anak-anak.
Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa Israel menjatuhkan tujuh bom seberat 900 kg dan juga rudal ke kamp pengungsian tersebut. Serangan ini terjadi secara tiba-tiba, tanpa ada peringatan atau perintah evakuasi dari pihak Israel, sehingga masyarakat sipil tidak sempat menyelamatkan diri. Hal ini mengakibatkan banyak korban jiwa.
Philippe Lazzarini, komisaris jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), menyebutkan bahwa beberapa orang “terbakar sampai mati” akibat serangan bom tersebut. Laporan dari Rafah juga menyatakan bahwa banyak korban tewas sedang bersiap tidur ketika serangan terjadi.
Dampak dan Korban
Pada Selasa, 28 Mei 2024, serangan Israel telah menewaskan setidaknya 45 orang. Total korban yang mengalami luka-luka sulit untuk diidentifikasi karena rumah sakit tempat para korban dirawat telah ditutup. Penutupan rumah sakit terjadi setelah serangan pesawat tak berawak Israel di pintu masuk yang menewaskan dua anggota staf medis.
Reaksi Global: “All Eyes on Rafah”
Slogan “All Eyes on Rafah” yang berarti “semua mata tertuju pada Rafah” menyebar luas di media sosial sebagai seruan untuk mendukung Palestina dan memprotes tindakan Israel. Slogan ini pertama kali muncul dari komentar Rick Peeperkorn, direktur Kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang meminta perhatian internasional terhadap kondisi kritis di kota Rafah.
Slogan tersebut kemudian diadopsi oleh berbagai kelompok kemanusiaan dan aktivis, serta mendapat dukungan dari banyak selebriti di media sosial. Para tokoh publik menggunakan platform mereka untuk menarik perhatian dunia terhadap krisis di Rafah, menggalang solidaritas, dan mendesak tindakan segera untuk membantu warga Palestina yang terkena dampak konflik.
Dukungan dari Selebriti
Selebriti dari berbagai belahan dunia turut mendukung kampanye ini, menggunakan pengaruh mereka untuk memperluas jangkauan pesan ini. Beberapa selebriti terkenal yang mendukung kampanye “All Eyes on Rafah” termasuk Bella Hadid, Huda & Mona Kattan, HH Sheikha Latifa, Karen Wazen, Alanoud Badr, Mina Al Sheikhly, Deema Al Asadi, dan Rafi Ahmad. Dengan jutaan pengikut mereka di media sosial, para selebriti ini membantu menarik perhatian global terhadap krisis di Rafah, memperkuat seruan untuk solidaritas dan bantuan.
Pentingnya Solidaritas Global
Kampanye “All Eyes on Rafah” menyoroti pentingnya solidaritas global dalam menghadapi krisis kemanusiaan. Dukungan dari berbagai kalangan, mulai dari organisasi kemanusiaan, aktivis, hingga selebriti, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran global mengenai situasi di Rafah dan mendesak tindakan konkret dari komunitas internasional.
Solidaritas global bukan hanya tentang menunjukkan dukungan moral, tetapi juga tentang menggalang bantuan konkret yang diperlukan oleh warga Palestina di Rafah. Bantuan ini bisa berupa bantuan medis, pangan, serta upaya diplomasi untuk menghentikan kekerasan dan mencari solusi damai bagi konflik yang berkepanjangan ini.
Meskipun kampanye “All Eyes on Rafah” telah berhasil menarik perhatian global, tantangan besar masih ada di depan. Kondisi di Rafah masih sangat kritis, dengan banyak warga sipil yang terluka dan kehilangan tempat tinggal. Penutupan rumah sakit dan infrastruktur yang hancur membuat upaya penyelamatan dan bantuan menjadi sangat sulit.
Namun, dengan semakin banyaknya perhatian dan dukungan internasional, ada harapan bahwa tekanan global akan mendorong pihak-pihak terkait untuk menghentikan kekerasan dan memulai dialog menuju perdamaian. Dukungan dari masyarakat internasional sangat penting untuk memberikan bantuan yang diperlukan dan memastikan bahwa hak-hak warga Palestina dihormati.
Kesimpulan
Serangan di Rafah pada 26 Mei 2024 telah mengundang reaksi luas dari komunitas internasional. Kampanye “All Eyes on Rafah” menjadi simbol solidaritas global dengan warga Palestina yang menderita akibat konflik ini. Dengan dukungan dari berbagai kalangan, termasuk selebriti dan aktivis, kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global dan mendesak tindakan konkret untuk membantu warga Rafah.
Solidaritas dan perhatian global sangat penting dalam menghadapi krisis kemanusiaan seperti ini. Semoga dengan semakin banyaknya mata yang tertuju pada Rafah, kita dapat melihat langkah nyata menuju perdamaian dan pemulihan bagi warga Palestina yang terkena dampak konflik ini.