Pendidikan

Apa Itu Pembelajaran Deep Learning? Contoh, Metode, dan Konsep Terbaru!

24
×

Apa Itu Pembelajaran Deep Learning? Contoh, Metode, dan Konsep Terbaru!

Share this article

mufakad – Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Indonesia,,baru-baru ini viral di media sosial terkait kurikulum pendidikan dengan konsep yang disebut Deep Learning.

Konsep ini diusulkan untuk menggantikan Kurikulum Merdeka, yang saat ini diterapkan di banyak sekolah di Indonesia. Pembelajaran di masa depan seharusnya menekankan pada pemahaman yang lebih dalam atau deep learning” untuk membantu siswa memahami setiap materi secara lebih mendalam dan bermakna.

Mengutip Republika dalam acara bertajuk Pak Menteri NgariungProf. Mu’ti mengatakan bahwa ternyataa Deep Learning itu bukan kurikulum, akan tetapi Deep Learning itu adalah Pendekatan Belajar.

Deep Learning ini sendiri memiliki tiga pilar utama: Mindfull Learning, Meaningfull Learning, dan Joyfull Learning. Ketiga elemen ini tidak hanya berfungsi sebagai kerangka teoritis, tetapi juga sebagai pendekatan praktis untuk mengubah metode pembelajaran menjadi lebih relevan dan berdaya guna.

Berikut penjelasan tekait pendekatan Deep Learning:

Mindfull Learning: Belajar dengan Kesadaran Penuh

Elemen Mindfull Learning bertujuan untuk mengajak siswa terlibat penuh dalam setiap proses pembelajaran. Di sini, siswa diharapkan untuk aktif, sadar, dan terlibat langsung, bukan hanya sebagai pendengar pasif di dalam kelas. Dalam pendekatan ini, pembelajaran diupayakan lebih menyentuh aspek emosional dan kognitif siswa, sehingga mereka dapat merasakan relevansi materi yang sedang dipelajari.

Pada elemen ini, guru diberikan panduan untuk memberikan ruang bagi siswa agar bisa menyesuaikan diri dengan gaya belajar masing-masing. Mindfull Learning menekankan bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan potensi yang berbeda. Dengan demikian, siswa dapat belajar dengan kecepatan dan cara yang sesuai dengan kepribadian dan minat mereka. Hal ini tidak hanya membuat proses belajar menjadi lebih inklusif, tetapi juga menciptakan suasana yang mendukung pengembangan karakter dan kecerdasan emosional siswa.

Pendekatan ini diharapkan dapat membuat siswa lebih fokus dan termotivasi untuk terus belajar. Ketika siswa belajar dengan penuh perhatian dan kesadaran, proses pembelajaran tidak hanya berjalan efektif, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang dalam pemahaman dan penerapan ilmu.

Meaningfull Learning: Belajar yang Penuh Makna dan Relevansi

Elemen Meaningfull Learning dirancang untuk memastikan bahwa setiap materi yang diajarkan memiliki makna dan relevansi bagi siswa. Dalam pendekatan ini, siswa diajak memahami alasan di balik pembelajaran setiap materi, mengapa materi tersebut penting, dan bagaimana materi itu dapat bermanfaat di dunia nyata. Hal ini bertujuan agar siswa tidak hanya sekadar menghafal atau menguasai konsep, tetapi juga benar-benar memahami fungsi dan nilai praktis dari materi tersebut.

Sebagai contoh, materi matematika atau sains tidak hanya dipelajari untuk menyelesaikan soal-soal ujian, tetapi siswa diajak untuk mengeksplorasi bagaimana ilmu tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam pengelolaan keuangan, teknologi, atau sains lingkungan. Melalui pemahaman yang lebih mendalam, siswa dapat melihat bagaimana pelajaran yang mereka pelajari berkontribusi terhadap pemahaman mereka tentang dunia di sekitar.

Baca Juga : Kisah Perjalanan Hidup B.J. Habibie dari Anak Desa Hingga Presiden dan Bapak Teknologi Nasional!

Menurut Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., pendekatan ini bisa memotivasi siswa untuk belajar dengan lebih sungguh-sungguh. Dengan memahami pentingnya materi pelajaran, siswa merasa lebih terhubung dengan apa yang mereka pelajari dan memiliki keinginan untuk menggali ilmu lebih dalam.

Joyfull Learning: Belajar dengan Rasa Gembira

Elemen ketiga dalam Kurikulum Deep Learning adalah Joyfull Learning, yang berfokus pada pentingnya suasana belajar yang menyenangkan. Abdul Mu’ti percaya bahwa suasana belajar yang menyenangkan akan mempermudah siswa untuk menyerap materi dengan baik. Dengan suasana yang rileks dan positif, siswa merasa lebih nyaman dalam mengikuti proses belajar dan tidak merasa terbebani oleh tuntutan akademik yang berlebihan.

Joyfull Learning juga berupaya untuk menciptakan pengalaman belajar yang positif, di mana siswa merasa termotivasi dan antusias dalam mempelajari hal-hal baru. Ketika siswa merasa bahagia dalam belajar, hal ini juga dapat meningkatkan motivasi intrinsik mereka, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

Baca juga : Biografi, Karya, dan Dampak Al-Khawarizmi dalam Matematika dan Sains

Dengan suasana yang menyenangkan, siswa akan lebih mudah mengembangkan keterampilan sosial dan emosional mereka. Suasana belajar yang penuh keceriaan juga berfungsi untuk mengurangi stres atau tekanan berlebih yang seringkali menghambat proses belajar. Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed.,menyatakan bahwa Joyfull Learning berkaitan erat dengan Meaningfull Learning. Ketika siswa merasa senang saat belajar, mereka akan lebih mudah memahami makna dari materi yang dipelajari.

Biodata Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) :

Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. lahir pada tanggal 2 September 1968 di Kudus, Indonesia. Ia tumbuh dan bersekolah di Kudus sebelum akhirnya melanjutkan pendidikannya di beberapa institusi ternama di Indonesia dan luar negeri. Saat ini, beliau tinggal di Jakarta dan dikenal luas sebagai salah satu tokoh penting dalam pendidikan Indonesia.

Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed.,telah lama aktif di Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Karir organisasinya dimulai pada tahun 1994 ketika ia menjadi anggota Muhammadiyah. Beberapa posisi yang pernah diembannya di Muhammadiyah termasuk Sekretaris PWM Jawa Tengah pada 2000-2002 dan Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah pada 2005-2010.

Selain ituProf. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., juga aktif dalam berbagai organisasi keagamaan dan pluralisme. Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah pada 2002-2006 dan saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Indonesia Conference on Religion and Peace (ICRP) untuk periode 2023-2028. Selain itu, beliau juga merupakan anggota dalam berbagai dewan penasihat, termasuk British Council Advisory Board (2006-2008), Indonesia-United Kingdom Advisory Board (2007-2009), dan Indonesia-United States Council on Religion and Pluralism sejak 2016.

Baca Juga : Download Buku Guru dan Buku Siswa Kurikulum Merdeka Kelas 6 SD

Di bidang akademik, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., menempuh pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Manafiul Ulum Kudus, Madrasah Tsanawiyah Negeri Kudus, dan Madrasah Aliyah Negeri Purwodadi Filial Kudus. Kemudian, beliau melanjutkan studinya di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Untuk jenjang pascasarjana, beliau belajar di School of Education, Flinders University, Adelaide, Australia, dan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Di luar aktivitas organisasinya, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed.,juga merupakan seorang dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, dengan keahlian di bidang Tafsir, Hadis, dan Fikih. Kontribusinya di bidang pendidikan telah diakui secara internasional, salah satunya dengan menerima penghargaan Australian Alumni Award pada tahun 2008.

Dengan rekam jejak yang panjang di bidang pendidikan dan keagamaan, serta dedikasinya yang tinggi, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. diharapkan dapat membawa perubahan yang positif bagi sistem pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *