Lifestyle

Kisah Dea Rachma Lulusan Cumlaude UGM Yang Tidak Gengsi Menjadi Cleaning Service Di Australia

28
×

Kisah Dea Rachma Lulusan Cumlaude UGM Yang Tidak Gengsi Menjadi Cleaning Service Di Australia

Share this article

mufakad – Dea Rachma: Kebanggaan dalam Kerendahan Hati, Kisah Seorang Lulusan Cumlaude yang Menjadi Cleaning Service di Australia. Dea Rachma, seorang wanita muda asal Indonesia, telah menjadi sorotan di media sosial karena profesinya yang mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi banyak orang.

Sebagai lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan predikat cumlaude, Dea bekerja sebagai cleaning service di Australia. Keputusannya untuk mengambil pekerjaan tersebut tanpa rasa gengsi telah menarik perhatian dan menimbulkan berbagai reaksi dari netizen.

Tak Gengsi dengan Pekerjaan Cleaning Service

Banyak yang mengira bahwa Dea hanya bekerja sebagai cleaning service untuk sementara waktu sembari melanjutkan studi S2. Namun, Dea dengan tegas menjelaskan bahwa pekerjaan tersebut adalah pekerjaan penuhnya, bukan pekerjaan sambilan. Ia membuat video yang membagikan pengalamannya bekerja sebagai cleaning service untuk menunjukkan bahwa dirinya bangga dengan profesinya. Menurut Dea, tidak ada yang salah dengan pekerjaan tersebut selama pekerjaan itu halal dan tidak melanggar hukum.

“Cerita di balik reels aku, aku peruntukkan untuk orang-orang yang memandang sebelah mata pekerjaanku sebagai cleaner. Apalagi ketika mereka tahu aku lulusan UGM, banyak yang ‘menyayangkan’ hal tersebut,” kata Dea dalam sebuah wawancara dengan Wolipop.

Awal Mula Menjadi Cleaning Service

Keputusan Dea untuk bekerja sebagai cleaning service di Australia tidak datang begitu saja. Awalnya, Dea bekerja di salah satu hotel bintang lima di Yogyakarta setelah lulus dari D4 Bisnis Perjalanan UGM. Namun, impian untuk bekerja di luar negeri selalu ada di benaknya. Seorang teman yang lebih dulu bekerja di Australia menyarankan Dea untuk mencoba peruntungan di sana. Dea kemudian mulai melakukan penelitian sendiri dan mengurus surat dukungan Work Holiday Visa (WHV) dari Ditjen Imigrasi pada November 2022. Visa WHV-nya akhirnya disetujui pada Februari 2023, dan pada akhir Mei 2023, Dea pun berangkat ke Australia.

Dukungan dari Keluarga

Bekerja di luar negeri adalah impian Dea sejak lama. Pada tahun 2021, Dea pernah melamar pekerjaan di Arab Saudi tetapi gagal karena kendala visa. Namun, semangatnya tidak padam. Keluarganya, meskipun khawatir, mendukung keputusannya untuk merantau. “Orang tuaku tahu aku pengen kerja di luar negeri. Jadi, mereka turut senang meskipun saat itu almarhum papaku agak khawatir. Tapi akhirnya aku bisa meyakinkan mama dan papaku untuk merantau sendiri di Australia,” ujarnya.

Menikmati Perjalanan di Australia

Saat ini, Dea menikmati perjalanannya di Australia dan menjalani kesempatan yang ada dengan penuh syukur. “Aku lagi menikmati perjalananku di sini, menjalani kesempatan yang aku dapetin di sini,” tulis Dea pada postingan di akun TikToknya. Ia menjelaskan bahwa dirinya bekerja penuh waktu sebagai cleaner dan pekerjaan tersebut tidak mengurangi nilai dirinya sebagai lulusan UGM. “My degree still sticks with me, karena bagaimanapun, aku pernah menempuh pendidikan di UGM dan alhamdulillah lulus,” jelas Dea.

Memandang Pekerjaan dengan Perspektif Baru

Dea menekankan bahwa pekerjaan apapun, selama tidak melanggar hukum dan merugikan orang lain, adalah pekerjaan yang mulia. “Jangan pernah memandang rendah suatu pekerjaan. Sebab, apapun pekerjaannya, selama itu tidak menyakiti orang lain atau merebut hak orang lain, maka pekerjaan itu mulia,” katanya. Ia juga menambahkan bahwa di balik setiap pekerjaan yang dianggap rendah, ada individu yang bekerja keras untuk menghidupi keluarganya dengan uang yang halal.

Alasan Memilih Pekerjaan Cleaning Service

Salah satu alasan utama Dea memilih pekerjaan sebagai cleaning service adalah untuk memperpanjang visanya di Australia. Ia ingin memaksimalkan kesempatan yang ada. “Salah satu alasan kenapa saya ambil kerjaan ‘cleaner’ ini adalah untuk extend visaku di Australia, karena aku mau memaksimalkan kesempatan yang bisa saya dapat,” kata Dea. Meskipun ia bisa saja mengambil pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya, Dea memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan sebagai cleaner karena melihatnya sebagai tantangan baru yang membuatnya keluar dari zona nyaman.

Keluar dari Zona Nyaman

Bagi Dea, keluar dari zona nyaman adalah sesuatu yang perlu disyukuri. Ia merasa bahwa tidak ada hal yang perlu disesali dari keputusannya ini. “Saya mensyukuri apa yang saya dapat saat ini. Semoga kalian juga bisa mendapatkan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru di luar zona nyaman kalian,” tandasnya. Dea menekuni profesinya dengan sepenuh hati dan menganggapnya sebagai bagian dari perjalanan hidup yang berharga.

Dampak Positif di Media Sosial

Video-video Dea di media sosial telah menginspirasi banyak orang. Ia tidak hanya menunjukkan kebanggaan atas pekerjaannya, tetapi juga memberikan pesan positif bahwa setiap pekerjaan memiliki nilai tersendiri. Reaksi positif dari netizen menunjukkan bahwa banyak yang terinspirasi oleh keteguhan dan kerendahan hati Dea. Komentar-komentar dukungan membanjiri akun media sosialnya, menunjukkan bahwa kisah Dea telah menyentuh hati banyak orang.

Kisah Dea Rachma adalah contoh nyata bagaimana seseorang bisa tetap bangga dan bersemangat menjalani kehidupan meskipun bekerja dalam profesi yang mungkin dianggap rendah oleh sebagian orang.

Sebagai lulusan UGM dengan predikat cumlaude, Dea menunjukkan bahwa pekerjaan apapun, selama dilakukan dengan hati yang tulus dan tidak melanggar hukum, adalah pekerjaan yang mulia.

Keputusan Dea untuk bekerja sebagai cleaning service di Australia adalah bagian dari perjalanannya dalam mengejar impian dan meraih pengalaman berharga. Semoga kisahnya dapat menginspirasi banyak orang untuk tidak takut keluar dari zona nyaman dan selalu bersyukur atas kesempatan yang ada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *