Sports

Kuncian D’Arce Yang Dilakukan Islam Makhachev Memaksa Dustin Poirier Menyerah Di Ronde Kelima

24
×

Kuncian D’Arce Yang Dilakukan Islam Makhachev Memaksa Dustin Poirier Menyerah Di Ronde Kelima

Share this article

mufakad.com – Pertarungan seru di Oktagon akhirnya mencapai klimaksnya saat kuncian D’Arce yang dilakukan Islam Makhachev memaksa Dustin Poirier menyerah di ronde kelima. Duel yang sengit ini berakhir dengan penuh kejutan, memperlihatkan kemampuan dan strategi luar biasa dari kedua petarung.

Dustin Poirier, yang dikenal dengan julukan “The Diamond”, menunjukkan perlawanan yang cukup alot sepanjang pertarungan. Pada ronde-ronde sebelumnya, Poirier melancarkan beberapa serangan yang cukup tepat sasaran. Dilansir dari UFCStats.com, Poirier melayangkan total 183 serangan signifikan sepanjang pertandingan. Dari jumlah tersebut, 74 serangan berhasil mengenai Makhachev.

Namun, perjuangan Poirier harus berakhir ketika Makhachev berhasil mengunci D’Arce. Poirier, pria asal Amerika Serikat tersebut, kemudian menceritakan kronologi dirinya terperangkap dalam kuncian sang juara kelas ringan ini.

Awalnya, Poirier mengira bahwa Makhachev akan melakukan cekikan guillotine, sebuah teknik yang cukup umum dalam seni bela diri campuran (MMA). Poirier bahkan tidak sadar bahwa lawannya sudah menggerakkan tangannya untuk melakukan kuncian D’Arce. “Saat Makhachev melakukan D’Arce, saya bahkan tidak sadar dia sudah menggerakan tangannya,” ujar Poirier. “Saya pikir dia akan melakukan guillotine. Tetapi, dia akhirnya memilih kuncian D’Arce.”

D’Arce choke atau kuncian D’Arce adalah salah satu teknik kuncian yang populer dalam seni bela diri campuran (MMA) dan Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ). Nama teknik ini diambil dari nama petarung MMA Joe D’Arce, yang sering menggunakan teknik ini meskipun ia bukan penemunya.

Kuncian D’Arce adalah jenis kuncian darah (blood choke) yang bekerja dengan menekan arteri karotid di leher lawan, sehingga mengurangi aliran darah ke otak dan menyebabkan lawan menyerah atau pingsan jika dilakukan dengan benar dan cukup lama.

Baca Juga : Apa itu kuncian D’Arce dalam UFC/MMA

Ketika kuncian itu sudah sempurna, Poirier menyadari bahwa sudah terlambat untuk melepaskan diri. “Cekikan yang dia lakukan begitu kuat dan saya tidak bisa melepaskan diri,” lanjutnya. Aksi luar biasa ini lantas membuat Poirier memberikan pujian kepada lawannya. “Dia melakukan kinerja yang bagus, sungguh seorang juara sejati,” tambah Poirier.

Tidak hanya memuji teknik yang digunakan Makhachev, Poirier juga menyoroti kekuatan mental sang juara. Menurut Poirier, Makhachev memiliki keinginan dan tekad untuk menang yang begitu besar, ciri khas seorang juara sejati. “Dia bertarung seperti seorang juara sejati,” pujinya. “Menunjukkan keinginan serta tekadnya untuk menang.”

Poirier juga menyadari bahwa untuk mencapai gelar juara, seseorang harus benar-benar siap, baik dari segi fisik maupun mental. “Anda tidak akan mungkin mendapatkan gelar jika tidak bersiap dengan sungguh-sungguh,” ungkapnya. Poirier juga menambahkan bahwa Makhachev dan timnya mempersiapkan diri dengan sangat serius untuk duel perebutan gelar tersebut. “Mereka sudah punya rencana yang pasti soal duel perebutan gelar tersebut,” imbuhnya.

Duel ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kemampuan fisik, tetapi juga pertarungan strategi dan mental antara dua petarung tangguh. Kuncian D’Arce yang dilakukan Makhachev menjadi bukti nyata bahwa strategi dan persiapan matang adalah kunci dalam pertarungan MMA.

Selain itu, duel ini juga menunjukkan bahwa dalam MMA, tidak ada yang bisa dianggap remeh. Setiap detik dan setiap gerakan bisa menjadi penentu kemenangan atau kekalahan. Teknik yang tepat, kekuatan mental, dan strategi yang matang adalah elemen-elemen penting yang harus dimiliki oleh setiap petarung.

Makhachev, dengan kemenangannya melalui kuncian D’Arce ini, tidak hanya mempertahankan gelar juaranya tetapi juga mengukuhkan posisinya sebagai salah satu petarung terbaik di kelas ringan. Keberhasilan ini tentu saja tidak lepas dari persiapan matang dan kerja keras yang telah dilakukan oleh Makhachev dan timnya.

Di sisi lain, meskipun Poirier harus mengakui kekalahannya, dia tetap menunjukkan semangat juang yang tinggi dan sikap sportif. Mengakui kehebatan lawannya dan belajar dari kekalahan adalah sikap yang patut diapresiasi dari seorang petarung.

Pertarungan ini tentunya akan dikenang sebagai salah satu duel paling dramatis dan mengesankan dalam sejarah UFC. Para penggemar MMA di seluruh dunia pasti akan terus membicarakan bagaimana Makhachev berhasil memenangkan pertarungan dengan teknik D’Arce yang mengejutkan.

D’Arce choke atau kuncian D’Arce adalah salah satu teknik kuncian yang populer dalam seni bela diri campuran (MMA) dan Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ). Nama teknik ini diambil dari nama petarung MMA Joe D’Arce, yang sering menggunakan teknik ini meskipun ia bukan penemunya.

Kuncian D’Arce adalah jenis kuncian darah (blood choke) yang bekerja dengan menekan arteri karotid di leher lawan, sehingga mengurangi aliran darah ke otak dan menyebabkan lawan menyerah atau pingsan jika dilakukan dengan benar dan cukup lama.

Pertarungan ini mengingatkan kita bahwa dalam olahraga, khususnya MMA, tidak ada yang pasti. Setiap pertarungan adalah cerita baru dengan kejutan yang tidak terduga. Dan untuk menjadi juara, tidak hanya diperlukan kekuatan fisik tetapi juga kekuatan mental, strategi yang matang, dan tentu saja, semangat juang yang pantang menyerah.

Responses (0)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *