mufakad – Dalam momen bersejarah, NASA telah mengungkapkan penemuan penting dari sampel asteroid yang diambil dari Bennu. Sampel ini tidak hanya menjadi kapsul waktu dari masa awal tata surya, tetapi juga mengandung elemen penting yang bisa menjelaskan asal usul kehidupan di Bumi.
Sejarah dan Signifikansi Misi OSIRIS-REx
Pada Oktober 2020, misi OSIRIS-REx NASA berhasil mengambil sampel dari asteroid Bennu, sebuah objek dekat Bumi yang berusia sekitar 4,5 miliar tahun. Setelah perjalanan panjang, sampel tersebut tiba di Bumi pada 24 September 2023 dalam sebuah kapsul yang mendarat di gurun Utah. Misi ini bertujuan untuk mengungkap misteri awal tata surya dan memberikan wawasan baru tentang komposisi asteroid.
Penemuan Mengejutkan: Air dan Karbon
Administrator NASA, Bill Nelson, mengumumkan bahwa sampel asteroid Bennu mengandung air dan karbon dalam jumlah besar. Elemen-elemen ini merupakan bahan penyusun kehidupan dan memberikan petunjuk penting tentang bagaimana kehidupan mungkin dimulai di Bumi. Berdasarkan analisis awal, sampel ini mengandung hampir 5% karbon berdasarkan beratnya, menjadikannya salah satu konsentrasi karbon tertinggi yang pernah ditemukan di asteroid.
“Jauh melebihi target kami yaitu 60 gram, ini adalah sampel asteroid kaya karbon terbesar yang pernah kembali ke Bumi,” kata Nelson. “Molekul karbon dan air adalah jenis material yang ingin kami temukan. Mereka adalah elemen penting dalam pembentukan planet kita. Dan mereka akan membantu kita menentukan asal usul unsur-unsur yang mungkin menyebabkan kehidupan.”
Proses Analisis Awal
Setelah sampel tiba di Bumi, tim ilmuwan di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA mulai melakukan analisis menggunakan berbagai teknik canggih. Mikroskop elektron pemindai, pengukuran inframerah, dan sinar-X digunakan untuk memeriksa komposisi sampel. Analisis awal menunjukkan bahwa sampel mengandung banyak air dalam bentuk mineral tanah liat terhidrasi dan karbon dalam bentuk mineral maupun molekul organik.
“Analisis pertama menunjukkan sampel mengandung banyak air dalam bentuk mineral tanah liat terhidrasi, dan mengandung karbon baik sebagai mineral maupun molekul organik,” kata Nelson.
Pentingnya Air dan Karbon dalam Pembentukan Kehidupan
Peneliti utama OSIRIS-REx, Dante Lauretta, menjelaskan bahwa air yang ada di mineral tanah liat mungkin adalah cara air sampai ke Bumi miliaran tahun yang lalu. “Alasan bumi menjadi dunia yang dapat dihuni, kita memiliki lautan, danau, sungai, dan hujan, adalah karena mineral tanah liat ini mendarat di Bumi 4 miliar tahun lalu hingga 4 setengah miliar tahun lalu, sehingga menjadikan dunia kita layak huni,” kata Lauretta.
Selain air, karbon juga memainkan peran penting dalam pembentukan kehidupan. Dr. Daniel Glavin, analis sampel OSIRIS-REx, menambahkan bahwa tim akan terus menganalisis kimia dari Bennu untuk menentukan apakah bahan penyusun kehidupan menciptakan peptida, atau rantai asam amino yang membentuk protein.
“Kami baru memulai di sini, tapi kami memilih asteroid yang tepat, dan tidak hanya itu, kami membawa kembali sampel yang tepat,” kata Glavin. “Hal ini adalah impian seorang astrobiolog.”
Baca Juga : Mengungkap Misteri Asteroid: Puing Tata Surya yang Mengancam dan Menyimpan Rahasia
Proses Pengumpulan Sampel dari Bennu
Saat pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx mendekati Bennu, ia menggunakan kepala Mekanisme Akuisisi Sampel Touch-and-Go (TAGSAM) untuk mengumpulkan sampel. TAGSAM menembakkan ledakan gas nitrogen ke permukaan asteroid, mengangkat batuan dan debu dari kedalaman 19 inci (50 sentimeter) di bawah permukaan. Puing-puing ini kemudian mengalir ke kepala TAGSAM, yang juga memiliki 24 bantalan kontak permukaan untuk menjebak material berbutir halus.
TAGSAM menghadapi beberapa kendala, seperti batuan yang membuat penutup sulit menutup setelah pengumpulan sampel. Namun, tim berhasil mengumpulkan sampel yang cukup untuk analisis mendalam.
Langkah Selanjutnya: Menyusun dan Menganalisis Sampel
Selama beberapa minggu ke depan, tim kurasi akan terus membongkar kepala TAGSAM dengan hati-hati untuk mendapatkan sampel massal di dalamnya. Setelah itu, mereka berharap dapat memperkirakan keseluruhan massa sampel dengan baik. Penemuan ini diharapkan dapat mengungkap sejarah bagaimana asteroid terbentuk dan berevolusi seiring waktu, serta memberikan wawasan tentang komposisi keseluruhan batuan luar angkasa.
Implikasi Penemuan bagi Masa Depan
Penemuan ini memiliki implikasi besar bagi masa depan eksplorasi dan pemahaman kita tentang tata surya. Wawasan tentang bagaimana asteroid seperti Bennu terbentuk dan berevolusi dapat membantu NASA dalam menentukan strategi untuk membelokkan asteroid yang berpotensi berdampak pada Bumi di masa depan.
Pengungkapan ini merupakan hasil dari upaya panjang selama tujuh tahun, dari peluncuran misi OSIRIS-REx pada tahun 2016 hingga pendaratan kapsul bulan lalu. Dante Lauretta, yang telah bekerja selama hampir 20 tahun untuk melihat sampel ini, menyatakan bahwa laboratorium mereka siap untuk menghadapi apa pun yang Bennu sediakan.
“Laboratorium kami siap menghadapi apa pun yang Bennu sediakan untuk kami,” kata Vanessa Wyche, direktur Johnson Space Center NASA. “Kami memiliki ilmuwan dan insinyur yang bekerja berdampingan selama bertahun-tahun untuk mengembangkan glovebox dan peralatan khusus untuk menjaga material asteroid tetap murni dan untuk menyusun sampel sehingga para peneliti sekarang dan beberapa dekade mendatang dapat mempelajari anugerah berharga dari kosmos ini.”
Pengungkapan sampel asteroid dari Bennu adalah tonggak penting dalam eksplorasi luar angkasa dan pemahaman kita tentang asal usul tata surya. Penemuan elemen penting seperti air dan karbon dalam jumlah besar memberikan wawasan baru tentang bagaimana kehidupan mungkin telah dimulai di Bumi. Dengan analisis lebih lanjut, para ilmuwan berharap dapat mengungkap lebih banyak misteri tentang masa lalu tata surya kita dan bagaimana bahan penyusun kehidupan dapat terbentuk di lingkungan ekstraterestrial. Ini adalah langkah besar dalam perjalanan panjang manusia untuk memahami tempat kita di alam semesta.
Responses (0)