mufakad.com – Teknologi Dibalik Robotaxi Elon Musk, Gojek dan Grab Indonesia Akan Mendapat Saingan Baru. Elon Musk yang merupakan miliarder visioner dan pemilik Tesla, selalu dikenal dengan ide-ide revolusionernya yang mengubah industri. Setelah sukses besar dengan mobil listrik Tesla, ia kini menggagas proyek ambisius bernama Robotaxi.
Proyek ini muncul sebagai respons terhadap penurunan penjualan Tesla yang signifikan, yang menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran hingga 10% dari total karyawan di seluruh dunia. Melalui Robotaxi, Musk tidak hanya berupaya mengatasi tantangan yang dihadapi perusahaannya, tetapi juga mengubah cara masyarakat bepergian menjadi lebih efisien, aman, dan ramah lingkungan.
Konsep Robotaxi ini terinspirasi dari layanan transportasi online seperti Gojek dan Grab di Indonesia, yang telah lama dikenal dengan penggunaan manusia sebagai tenaga pengemudi. Namun, Musk membawa ide tersebut ke tingkat yang lebih tinggi dengan menawarkan kendaraan otonom tanpa pengemudi. Dalam sebuah video yang baru-baru ini dirilis, diperlihatkan tahap awal dari Robotaxi Tesla dan gambaran sekilas tentang masa depan transportasi. Video tersebut memperlihatkan proses pemesanan Robotaxi melalui aplikasi yang intuitif.
Dengan menekan lingkaran hitam putih berlabel “Summon,” pengguna dapat memanggil kendaraan yang akan datang menjemput mereka dalam hitungan menit. Aplikasi ini juga menampilkan peta yang menunjukkan lokasi mobil yang mendekati lokasi penjemputan, kapasitas tempat duduk, dan suhu kabin yang dapat diatur sesuai keinginan sebelum mobil tiba.
Begitu penumpang memasuki kendaraan, mereka akan disambut dengan layar utama yang menampilkan peta rute, perkiraan waktu kedatangan, jarak tempuh, dan hitungan mundur menuju tujuan. Selain itu, layar ini juga menawarkan opsi untuk mengatur pengalaman perjalanan. Penumpang dapat menyesuaikan suhu kabin, volume audio, dan bahkan memilih lagu yang ingin diputar, memberikan tingkat personalisasi yang belum pernah ada sebelumnya dalam layanan transportasi online.
Pengalaman menggunakan Robotaxi sekilas mirip dengan Uber atau Lyft, namun tanpa kehadiran pengemudi manusia. Hingga kini, Tesla belum memberikan komentar lebih lanjut mengenai teknologi di balik layanan ini, tetapi diketahui bahwa Software Full Self-Driving (FSD) Tesla menjadi inti dari layanan Robotaxi ini.
Teknologi di Balik Robotaxi
Software FSD, yang masih dalam tahap beta, dibanderol dengan harga USD 15.000 atau biaya bulanan USD 99 hingga USD 199 untuk pemilik Tesla saat ini. Meskipun mengharuskan pengawasan pengemudi secara konstan, FSD sudah mampu berpindah jalur, mengenali rambu berhenti dan lampu lalu lintas, parkir sendiri, dan memasuki jalan tol tanpa input pengemudi. Meskipun demikian, FSD masih menjadi sorotan regulasi dan menghadapi berbagai tuntutan hukum.
Namun, Musk tetap optimis dengan potensi teknologi ini. Pada tahun 2021, Musk pernah menyatakan bahwa “hari dimana FSD dirilis secara luas akan menjadi salah satu peningkatan nilai aset terbesar dalam sejarah.” Pemilik Tesla suatu saat nanti mungkin berkesempatan untuk mendapatkan penghasilan dengan menambahkan kendaraan mereka ke armada Robotaxi, yang berpotensi menghasilkan sekitar USD 30.000 per tahun.
Fokus Baru Tesla
Seiring dengan berkembangnya proyek ini, Tesla mengalihkan fokus dari pengembangan model yang lebih murah (USD 25.000) untuk berkonsentrasi pada Robotaxi, meskipun klaim tersebut dibantah oleh Musk. Menurut penulis biografi Walter Isaacson, Musk sebelumnya telah menyatakan rencananya untuk menghilangkan spion, pedal, dan setir dari kendaraan tersebut, menunjukkan visi futuristiknya untuk desain mobil otonom.
Pengumuman mengenai taksi robot Tesla ini juga datang setelah laporan dari Reuters yang menyebutkan bahwa perusahaan tersebut telah membatalkan rencana produksi mobil listrik. Namun, laporan tersebut langsung dibantah oleh Musk. Menurut Musk pada bulan Maret lalu, model Tesla dengan FSD (full self-driving) akan menjadikan pengemudi sebagai manusia super, sehingga kelak akan terasa aneh jika masih ada manusia yang mengemudikan mobil, bahkan saat dalam kondisi kelelahan atau mabuk.
Meskipun memiliki potensi yang besar, peluncuran kendaraan otonom di Amerika Serikat masih dihadapkan pada berbagai tantangan, baik dari segi regulasi maupun dari pandangan masyarakat yang mengutamakan aspek keselamatan. Kota San Francisco, California, menjadi salah satu lokasi uji coba kendaraan otonom ini. Robotaksi yang dikembangkan oleh Google Waymo juga menjadi sorotan masyarakat yang mempertanyakan keamanan kendaraan otonom. Sementara itu, layanan taksi robot milik Cruise yang dimiliki oleh GM dihentikan sementara pada akhir Oktober lalu setelah terjadi serangkaian kecelakaan.
Fitur ‘autopilot’ yang dimiliki oleh Tesla juga menjadi perdebatan karena dinilai terlalu diromantisasi dari kenyataan kemampuannya yang sebenarnya. Banyak yang berpendapat bahwa meskipun teknologi ini menjanjikan, masih diperlukan peningkatan signifikan dalam hal keamanan dan keandalan sebelum bisa diadopsi secara luas.
Proyek Robotaxi oleh Tesla adalah cerminan dari visi Elon Musk tentang masa depan transportasi yang sepenuhnya otonom dan ramah lingkungan. Dengan terus berkembangnya teknologi dan perbaikan pada sistem FSD, bukan tidak mungkin Robotaxi akan menjadi layanan transportasi yang umum digunakan di masa depan.
Musk percaya bahwa kendaraan otonom adalah solusi untuk banyak masalah yang dihadapi oleh transportasi modern, termasuk kemacetan, polusi, dan kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh kesalahan manusia. Dengan Robotaxi, ia berharap dapat menciptakan sistem transportasi yang lebih efisien dan aman bagi semua orang.
Namun, jalan menuju realisasi visi ini tidaklah mudah. Tantangan regulasi, teknis, dan penerimaan masyarakat harus diatasi terlebih dahulu. Meskipun demikian, dengan semangat inovasi dan komitmen yang kuat dari Musk dan tim Tesla, masa depan transportasi yang otonom dan ramah lingkungan semakin dekat untuk diwujudkan. Proyek Robotaxi adalah langkah besar menuju perubahan ini, dan dunia sedang menyaksikan dengan penuh harapan dan antisipasi.
Response (1)